Rabu, 22 Agustus 2012

TANGGA DI PASARKU


Tangga masuk ke pasar tradisional yang biasanya bertingkat dapat memberi kesan indah, bagaikan plaza atau mall yang kini sudah menjamur di banyak kota kecil sekalipun. Namun tangga masuk ke banyak pasar tradisional terlihat tidak terpelihara, dijadikan tempat parkir kendaraan roda dua atau menjadi tempat berdagang. Akibatnya keindahan pasar dengan tanggah yang megah menjadi hilang, bahkan tangga pasar yang semrawut memberi kesan pasar menjadi kumuh.
Gambar di samping adalah tangga masuk di Pasar Nusukan Solo, yang kelihatan indah dan bersih, sehingga memberi kesan pertama dari luar bahwa pasar ini menarik untuk dikunjungi, terlepas setelah masuk ke pasar kesan tersebut bisa saja berubah. Kondisi keindahan seringkali sulit dipertahankan, terutama setelah beberapa saat pasar tradisional beroperasi setelah dibangun atau direnovasi. Komitmen dan keseriusan pihak Pengelola Pasar dalam bertindak sangat menentukan keberhasilan mempertahankan tangga pasar tetap bersih dan menarik. Pengalaman yang banyak terjadi di pasar-pasar tradisional menunjukkan kekurang seriusan pihak Pengelola Pasar tampak menonjol menjadi salah satu penyebab kekumuhan pasar.
Gambar berikut di samping adalah tangga masuk ke Pasar Pandansari Balikpapan, yang sebenarnya dapat memberikan kesan pertama bahwa pasar ini indah dan menarik untuk dikunjungi. Namun tampak bahwa tangga tersebut dijadikan tempat parkir kendaraan roda dua yang kemungkinan parkir ilegal dan beberapa pedagang mengambil tempat operasi di sana. Keadaan ini menyebabkan tangga pasar tersebut kurang dapat memberikan kesan indah, terlebih lagi jika semakin banyak kendaraan roda dua diparkir dan juga banyak pedagang berjualan di situ, sehingga tangga menjadi sulit dilalui pengunjung dan kotor.
Gambar di samping ini tangga masuk di Pasar Kutoarjo, Purworejo yang menunjukkan keadaan yang lebih ekstrim, di mana tangga dipadati oleh para pedagang yang berjualan. Bagi para pengunjung yang merupakan pendatang atau bukan penduduk di kota itu yang memang sehari-hari berbelanja di situ, kemungkinan besar akan merasa berat hati untuk mengunjungi pasar tersebut. Kemungkinan sebagian dari penduduk yang biasa belanja di pasar itupun enggan masuk ke dalam pasar, cukup belanja di para pedagang yang berjualan di luar sekitar halaman pasar atau bahkan di tangga masuk pasar. Situasi ini terjadi di banyak pasar tradisional di berbagai daerah. Hal ini banyak dikeluhkan oleh para pedagang yang sejak awal berjualan secara tetap di dalam pasar, karena sepi pengunjung akibat dihadang oleh para pedagang yang berjualan di tangga dan pintu masuk serta di halaman sekitar pasar. Agar para pedagang di dalam pasar tetap bertahan hidup, maka mereka pada akhirnya ikut berjualan ke luar pasar dan meninggalkan lapaknya yang telah dimilikinya. Lapak dan kios di dalam pasar banyak yang kosong, sebaliknya tangga dan pintu masuk serta halaman sekitar pasar penuh dengan pedagang yang berjualan di situ, persis layaknya pasar tumpah di hari-hari raya. Apabila diinginkan pasar tradisional tampak indah dan menarik untuk dikunjungi, maka sejak awal ketika pasar mulai beroperasi lagi setalah selesai di bangun atau direnovasi harus selalu diantisipai kemungkinan terjadinya parkir kendaraan yang tidak pada tempatnya dan para pedagang yang bukan pedagang tetap (permanen) berdagang di tangga dan pintu masuk serta di halaman sekitar pasar. Apabila mulai ada gejala terjadinya hal ini, maka perlu dicegah atau dicarikan jalan ke luarnya, jangan ditunda-tunda atau dibiarkan belarut-larut. Membiarkan gejala ini menjadi lebih besar berarti sudah dengan sengaja mendorong terjadinya kekumuhan pasar tradisional.
Selanjutnya, tangga-tangga di dalam pasar juga dapat memberikan kenyamanan bagi pada pengunjung pasar. Peletakkan Tangga-tangga yang biasanya merupakan escalator di plaza dan mall di berbagai kota sangat nyaman untuk dilalui dan letakknya dibuat sedemikian rupa sehingga semua gerai memungkinkan untuk dikunjungi oleh para pengunjung. Hal ini belum terlalu diperhatikan di pasar-pasar tradisional. Namun ada beberapa pasar tradisional sudah dilengkapi dengan tangga-tangga yang indah menarik dan bersih. Salah satunya adalah tangga di dalam Pasar Kliwon Rejo Amertani, Temanggung yang gambarnya tertera di samping ini. Tangga tersebut tidak curam, tampak nyaman untuk di lalui. Struktur tangga yang curam dan tinggi dapat menyebabkan pengunjung pasar enggan untuk berbelanja ke lantai dua. Begitu pula para pedagang enggan berdagang di lantai atas, karena merasa sulit untuk membawa dagangan yang akan mengisi lapak/kiosnya. Pada gambar diatas, pemilik kios di sebelah kanan meletakkan dagangannya ke luar kios di pagar tangga. Hal ini menjadikan jalan/lorong di depan kiosnya menjadi sempit, tidak nyaman untuk dilalui oleh pengunjung. Kejadian ini perlu dihindari, jangan sampai merambah ke semua kios, sehingga dianggap sebagai suatu kebiasaan yang lumrah dan dianggap tidak melanggar peraturan berjualan.
Dari gambar-gambar di atas, tangga masuk dan tangga di dalam pasar sangat menentukan keindahan dan kenyamanan pasar tradisional bagi masyarakat pengunjung/pembelanja. Di kala perencanaan pembangunan atau renovasi pasar perlu memperhitungkan sampai sejauh keindahan dan kenyamanan yang ingin diwujudkan, terlebih lagi dalam pengelolaan pasar nantinya setelah pasar beroperasi dibutuhkan komitmen dan keseriusan pihak Pengelola Pasar dalam bertindak dalam mewujudkan Pasar Tradisional yang indah, bersih dan nyaman seperti layaknya plaza dan mall.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar