Sabtu, 25 Agustus 2012

PENGOLAHAN BARANG DI PASARKU

Di kebanyakan Pasar Tradisional dijumpai berbagai kegiatan pengolahan, seperti pemarutan kelapa untuk nanti digunakan sebagai bahan pembuatan santan kelapa seperti tertera pada gambar di samping,  pemotongan ayam hidup diteruskan dengan pencabutan bulu, penggilingan daging sapi dan ayam, penggilingan biji kacang tanah untuk bahan pembuatan sambal pecal, pemotongan kacang tanah untuk bahan pembuatan rempeyek kacang, penggilingan biji kopi, pengupasan bawang merah dan bawang putih, jasa penjahitan pakaian, perbaikan hiasan emas dan perak, serta  masih banyak lagi aktivitas lainnya. Oleh karena tidak disediakan tempat khusus, kebanyakan aktivitas ini  dikerjakan di depan lapak di gang/lorong pasar. Ada beberapa kegiatan dilakukan di dalam lapak/kios atau tempat khusus di luar pasar. Bagi kegiatan yang dilakukan di gang/lorong pasar, hal ini dapat mengakibatkan gang/lorong pasar menjadi sempit sehingga sulit untuk dilalui dan tidak nyaman. Akibat lain adalah di dalam pasar menjadi banyak sampah, karena biasanya aktivitas ini memproduksi sampah atau limbah yang penampungannya sementara tidak memadai. Sehingga, seringkali aktivitas ini dicap menjadi salah satu penyebab pasar menjadi kotor dan kumuh. Di lain pihak, akitivitas ini sangat dibutuhkan dan membantu para pembeli barang dagangan.


Pada gambar di samping adalah tempat pencabutan 
ayam potong yang lokasinya berada di luar pasar. Namun tempat ini kurang layak, prosesnya tidak higienis dan tidak ada fasilitas limbah, terutama air bekas pencucian.
Pada gambar di atas, penggilingan kacang tanah untuk bahan pembuatan sambal pecal. Aktivitas penggilingan ini dilakukan di gang/lorong dalam pasar yang kebetulan tidak banyak dilalui oleh para pengunjung pasar. Namun demikian, bagaimana pun juga aktivitas penggilingan ini tidak layak dilakukan di dalam pasar.
Gambar di atas menunjukkan tempat penggilingan daging yang sekalipun berlokasi di luar pasar tampak bahwa proses penggilingan dilakukan seadanya dan tidak higienis. Padahal daging yang digiling tersebut umumnya daging sapi, nantinya antara lain digunakan untuk pembuatan makanan bakso. Di sini juga tidak ada fasiltas penanganan limbah, baik limbah cair maupun padat.

Lokasinya masih di sekitar tempat penggilingan daging, pada gambar di atas tamapk seorang pedagang sedang mengemas arang ke dalam kantong-kantong plastik sebelum dijual ke para pengunjung pasar. Letak yang berdekatan antara tempat penggilingan daging yang merupakan bahan makanan dengan tempat pengantongan arang yang banyak mngandung debu kotor, menurunkan kualitas higienisme dagangan daging giling. Keadaan ini sudah sejak lama, dianggap sebagai suatu hal yang lumrah terjadi. Pada hal kemungkinan besar salah satu sumber penyakit yang dialami oleh para pembeli pasar tradisional berasal dari sini. Gambar di bawah ini juga menunjukkan bagaimana proses memasak makanan (gorengan) dengan menggunakan penggorenagan yang tidak layak dan kompor dilakukan di dalam pasar yang tidak memperhatikan higienisme dan rawan akan bahaya kebakaran.


Ada aktivitas lain yang dapat dijumpai di dalam pasar, yaitu jasa jahitan yang pada gambar di bawah ini selain menjadi penjahit juga menjual minuman dalam botol. Penjahit tersebut juga menjual potongan-potongan kain yang dapat dibeli disertai dengan jasa menjahitnya. Biasanya harga yang ditawarkan akan lebih murah dibanding jika pembeli hanya membeli kain kemudian menjahitkannya ke penjahit lain. Di kebanyakan pasar tradisional, jasa jahitan dilakukan dengan mengoperasikan mesin jahit tangan tanpa kaki yang pengerjaannya dilakukan secara lesehan.Keberadaan fasilitas jasa jahitan ini nampaknya juga belum pernah tersentuh pembinaan dari para pengusaha konveksi misalnya. Di kemudian hari untuk meningkat kualitas produk mereka, perlu diberikan pembinanan yang dilakukan tentang mode serta cara memotong kain dan menjahit yang baik secara berkelanjutan.
Berikut ini, akan ditampilkan gambar layanan jasa perbaikan perhiasan emas dan perak yang tidak selalu dijumpai di pasar-pasar tradsional yang dialkukan secara tradisional turun temurun.


Melihat berbagai kegiatan pengolahan, baik berbentuk pengolahan barang maupun layanan jasa di atas menunjukkan bahwa begitu banyaknya aktivitas yang dilakukan di pasar-pasar tradisional bukan semata-mata traksaksi jual beli tetapi juga layanan jasa. Namun semuanya itu belum disentuh dengan penataan dan pembinaan yang berkesinambungan. Ke depan, hal ini perlu dipikirkan, sehingga pasar-pasar tradisional yang memiliki potensi begitu besar dari dalam perekonomian rakyat dapat berkiprah dan berkembang sehingga dapat disejajarkan dengan pasar-pasar moderen.;

Tidak ada komentar:

Posting Komentar